Rabu, 27 Februari 2013

Cara Norwegia "Memanusiakan" Penghuni Penjara

Seorang narapidana sedang berjempur di depan bungalownya di Bastoy



Norwegia memiliki cara unik dalam memperlakukan para tahanan yang menghuni lembaga pemasyarakatan (LP). Semua LP di negara kaya minyak  Eropa yang kaya minyak itu berprinsip menganggap napi selayaknya manusia dengan memberikan mereka tanggung jawab dan rasa hormat.

Hal itu tercermin dengan fasilitas yang ada di dalam sel tahanan mereka. Setiap sel dilengkapi dengan televisi, komputer, dan shower yang menyatu dengan toilet. Para tahanan pun diberikan pendidikan, program pelatihan dan peningkatan kemampuan, sehingga mereka dapat kembali berkarya setelah menyelesaikan masa hukuman di lembaga pemasyarakatan. Maka tak heran jika tingkat kecenderungan para napi kembali melakukan kejahatan menurun hingga 30 persen.

Salah satu lembaga pemasyarakatan di Norwegia yang menerapkan konsep serupa adalah Bastoy. Seperti dilansir harian The Guardian, Senin 25 Februari 2013, Bastoy terletak di sebuah pulau dengan luas 2,6 kilometer persegi dan dijaga oleh 35 petugas lembaga pemasyarakatan. Di sini  merupakan rumah bagi 115 narapidana.

Istilah rumah di sini diartikan dengan makna sesungguhnya, karena alih-alih menempatkan para napi di dalam sel tahanan, mereka justru ditempatkan di sebuah bungalow yang dihuni enam napi.
Tidak seperti sel tahanan pada umumnya yang sempit dan disesaki oleh ratusan napi, di bungalow Bastoy tiap napi tinggal di kamar sendiri. Mereka bahkan dapat memasak, karena bungalow juga dilengkapi dengan fasilitas dapur.

Menurut salah satu petugas penjara, Thorbjorn (58), pihak lembaga pemasyarakatan memang sengaja membuat konsep ini seolah-olah mereka tidak berada di dalam penjara.

"Konsepnya adalah membuat mereka terbiasa hidup berdampingan dengan orang lain, karena itulah yang akan mereka jalani setelah bebas," ujarnya kepada The Guardian.
Uang Saku
Pihak lembaga pemasyarakatan juga memberikan mereka uang saku senilai 70 Pounsterling atau Rp1,1 juta. Uang ini digunakan untuk membeli makanan untuk sarapan atau makan malam di sebuah supermarket mini yang ada di Bastoy.

Sehari-hari, para narapidana mengisi aktivitas mereka dengan bekerja. Menurut Thorbjorn ada beberapa jenis mereka pekerjaan yang mereka lakukan di sini, mulai dari menjadi tukang kayu, beternak ayam, sapi dan domba, atau menanam tumbuhan dan sayur.

"Mereka bahkan menanam untuk bahan makanan mereka sehari-hari," ungkap Thorbjorn.

Dari pantauan The Guardian ini, terlihat para napi seolah-olah sedang tidak menjalani masa hukuman mereka. Hal itu pun dibenarkan oleh Kepala Lembaga Pemasyarakatan Bastoy, Arne Nilsen. Menurut pendapat Nilsen, sebuah lembaga pemasyarakatan seharusnya menjadi tempat untuk membangun tanggung jawab.

"Di dalam penjara yang tertutup, kami mengurungnya selama beberapa tahun lalu melepaskan mereka keluar tanpa mengajarkan tanggung jawab nyata untuk bekerja atau memasak. Di mata hukum, menjalani hukuman penjara tidak ada kaitannya dengan pemberian fasilitas yang buruk untuk membuatmu menderita. Hukuman yang mereka terima adalah mereka kehilangan kebebasannya," ujar Nielsen.

Masih menurut Nielsen, tiap narapidana harus dihormati dan diperlakukan secara manusiawi. "Karena ketika kau memperlakukan mereka seperti binatang, mereka akan berlaku seperti binatang juga," katanya.

Para narapidana pun merasakan hal serupa. Hessle (23) merupakan salah satu napi yang memiliki pandangan hidup yang berbeda setelah menjalani masa tahanan di Bastoy. Dia dipenjara selama 11 tahun akibat tindak pembunuhan.

"Awalnya hidup saya hanya dipenuhi dengan narkoba. Tapi setelah menjalani hukuman di sini, saya tidak punya hasrat lagi untuk itu. Ketika saya keluar dari sini, saya ingin hidup dan berkeluarga. Di sini saya diajarkan untuk itu," tuturnya.

Namun tidak semua napi dapat merasakan "kemewahan" fasilitas di Bastoy. Mereka baru dapat dipindahkan ke lembaga pemasyarakatan ini jika sisa hukuman mereka tinggal lima tahun terakhir. Selain itu, mereka harus memiliki komitmen untuk tidak lagi melakukan kejahatan setelah keluar dari penjara


 Sumber 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar