Sajianberita - Krisis ekonomi di kawasan Eropa membuat sistem keuangan global kocar-kacir. Bursa saham bergerak tak menentu, harga komoditas termasuk emas pun melayang-layang. Bagaimana dengan Indonesia?
Berikut enam pandangan Wakil Presiden Boediono pada situasi krisis global seperti sekarang, saat dituturkan pada Wall Street Journal yang dipublikasikan kemarin, Senin (29/5/2012).
1. Yunani tetap di zona euro. Demi kebaikan besama, Wakil Presiden Booediono berharap agar Yunani tetap ada dalam kelompok negara Eropa yang menggunakan mata uang tunggal euro.
2. Menanti aksi China. Perlambanan ekonomi China yang ikut memperdalam krisis, diharapkan tak berlangsung lama. Boediono berharap pemerintah Negeri Tirai Bambu itu segera memberikan stimulus guna mendorong perekonomiannya agar ikut mendorong perekonomian Asia, di saat Eropa sedang berjuang keras.
3. Belajar dari Indonesia. Sebenarnya, kata Boediono, Yunani bisa belajar dari Indonesia saat menghadapi krisis 1997-1998, ketika perekonomian negeri ini menyusut 14 persen. Solusinya: menjaga ksehatan fiskal. Kekhawatiran Yunani keluar dari zona euro membuat investor asing ikut menarik dananya dari Indonesia pada bulan ini.
4. Pertumbuhan Indonesia. Boediono meyakini bahwa perekonomian Indonesia tetap akan tumbuh 7 persen pada tahun 2014. "Banyak sumber pertumbuhan di dalam negeri yang tidak bergantung pada perekonomian global," katanya.
5. Daya tahan Indonesia. Boediono juga meyakini bahwa daya tahan perekonomian Indonesia cukup kuat, bahkan sudah teruji sejak tahun 2008, dengan pertumbuhan tahunan mendekati 6 persen. Penopangnya adalah konsumsi rumah tangga yang menyumbang sekitar 50 persen dari total pendapatan nasional.
6. Pajak ekspor. Soal kebijakan pajak ekspor 20 persen untuk barang mineral yang belum diolah, Boediono menegaskan, "ini bukan soal nasionalisme sumber daya alam." Namun, kebijakan tersebut untuk memperkuat struktur perekonomian nasional dengan menggunakan sumber daya alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar