Kejahatan bisa menimpa siapa saja, termasuk seorang pakar komputer sekaligus salah satu orang terkaya di dunia.
Paul Allen, salah satu pendiri Microsoft yang masuk dalam daftar orang terkaya di dunia, menjadi korban dari aksi pemalsuan identitas yang dilakukan oleh seorang mantan tentara yang disersi.
Seperti yang dijelaskan dalam surat gugatan pada Senin kemarin (26/03/2012), Brandon Lee Prices dengan cerdik mengubah informasi mengenai alamat rumah pada akun kartu kredit Citibank milik Allen lewat telepon pada awal Januari 2012. Tiga hari kemudian dia kembali menghubungi pihak Citibank, meminta kartu debit yang baru dengan alasan kartu lamanya hilang. Kartu tersebut diminta Price dikirimkan ke alamat rumahnya di Pittsburgh.
Kartu debit tersebut kemudian digunakan Price untuk membayar pinjaman di US. Armed Forces Bank sebesar USD 658.81. Setelah itu dia sempat mencoba mencairkan dana sebesar USD 15.000 melalui transaksi Western Union walau pada akhirnya gagal.
Masih menurut surat dakwaan, Price juga diketahui melakukan transaksi menggunakan kartu debit itu di sebuah toko video game dan toko penukaran uang. Total, Price telah melakukan transaksi sebesar USD 15,936.99.
Juru bicara Paul Allen, David Postman, mengatakan kepada media bahwa kejahatan pemalsuan ini pertama kali diketahui oleh pihak bank, yang langsung menghubungi pihak berwajib. Price kemudian ditangkap tanggal 2 Maret dan akan berada dalam tahanan hingga 2 April mendatang sebelum pihak dari tentara AS membawakan ke tahanan militer.
Kasus pencurian data pribadi milyader yang dialami oleh Allen sebenarnya bukan yang pertama terjadi di Amerika Serikat. Pada tahun 2010 silam, taipan real estate asal California Donald Bren yang harus kehilangan uang hingga USD 1.1 juta akibat identitasnya dipalsukan oleh seorang pencuri bernama Moundir Kamil.
"Jelas ini menjadi bahwa setiap orang bisa saja menjadi korban kejahatan ini," katanya seperti yang dikutip dari Forbes, Rabu (28/03/2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar