Kamis, 19 April 2012

Tangan Nyaris Hilang Pasca Digigit Laba-laba



Jangan remehkan laba-laba, ia bisa saja mengandung racun mematikan, atau paling tidak bisa membuat korbannya kehilangan anggota tubuh. Kisah yang dialami Catherine Coombs bisa jadi peringatan.

Perempuan 48 tahun itu bangun tidur dalam kondisi kesakitan, gara-gara bagian belakang tangannya digigit laba-laba jenis false widow. 

Laba-laba hitam, kerabat dekat laba-laba mematikan jenis black widow, melepaskan racun saat mengigit, membuat tangan Coomb membengkak secara dramatis. 

Korban harus dibawa ke rumah sakit dan menjalani tiga kali operasi, untuk mengeluarkan racun dan melepaskan daging di tangannya yang membusuk, mencegah racun menyebar ke lengannya. Kondisinya kala itu sangat buruk, dokter bahkah khawatir harus mengamputasi tangannya itu. 

Suhu badan Coombs menurun drastis akibat infeksi kulit selulitis. Radang yang ditemukan di salah satu kakinya bahkan sempat memicu kekhawatiran, racun laba-laba itu telah menyebar lewat jantung dan aliran darah korban. 

Gigitan kecil itu memaksa Coombs tinggal di rumah sakit selama enam minggu. Kini, ia menunggu infeksi meninggalkan tubuhnya, sebelum bisa memulihkan otot tendonnya, yang dilumpuhkan oleh racun. 

Coombs yang pernah menjadi fotografer medis dari Lytchett Matravers, dekat Poole, Dorset, Inggris, mengaku trauma. "Sepanjang hidupku, aku bakal takut laba-laba. Orang menyebut, itu fobia bodoh karena mereka tak akan menyakitimu. Sekarang aku tahu, laba-laba bisa membuat sakit luar biasa," kata dia, seperti dimuat Telegraph

Coombs makin ngeri karena dokter mengaku khawatir tangannya harus diamputasi. "Aku menandatngani pernyataan bersedia diamputasi sebelum menjalani operasi, di bawah pengaruh anestesi," kata dia. 

Di setiap operasi yang dilakukan, dokter selalu menemukan lebih banyak daging yang terinfeksi, yang harus segera disingkirkan. " Dokter menemukan daging yang ter-nekrotisasi (necrotised flesh), tiap kali bangun aku harus memastikan tanganku masih ada, belum diamputasi" kata dia. 

Seminggu pertama adalah yang paling menderita. Suhunya badannya tinggi, lebih sakit daripada terkena flu parah. "Rasa sakit di tanganku tak tertahankan, dokter melakukan operasi tiga kali dalam waktu tujuh sampai delapan hari," kata dia. "Saat itu aku merasa, penderitaanku tak akan berakhir," kata dia. 

Laba-laba jenis false widow atau dalam Bahasa Latin, Steatoda nobilis ukurannya tak seberapa besar, namun gigitannya paling beracun di antaranya laba-laba lainnya di seantero Inggris Raya. 

Binatang itu bernawa gelap mengkilap, dengan motif lebih pucat di bagian abdomen atau perut. Mereka biasa ditemukan di luar bangunan. 

Diperkirakan, laba-laba ini datang ke Inggris dari Canary Islands, sekitar 100 tahun lalu. Kini, ia menyebar ke seluruh negeri, salah satunya didorong perubahan iklim. 

Biasanya, mereka hanya menggigit saat merasa terprovokasi. Bagi korbannya, gigitan false widow mirip sengatan lebah, namun beberapa orang bisa merasakan sakit lebih dari tersengat lebah. 

Februari lalu, seorang ayah bernama Chris Galton (31), juga menjadi korbannya. Ia kolaps setelah digigit 10 kali di bagian leher dan punggung. Galton sempat dibawa ke rumah sakit dan dipulangkan setelah diberi obat penghilang rasa sakit. 


Dokter Tom McKinstry, dari the British Medical Association mengatakan, orang bisa meninggal gara-gara gigitan false widow, hanya jika mereka menderita reaksi alergi dan tak mendapatkan perawatan. "Racunnya bisa membuat korban kesakitan selama 12 sampai 14 jam," kata dia.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar