Xavi Hernnadez (REUTERS/Albert Gea) |
Ketika itu El Barca masih ditangani oleh Frank Rijkaard. Pelatih asal Belanda tersebut bergabung sejak 2003.
Selama lima tahun di Camp Nou Rijkaard berhasil menyumbangkan satu trofi Liga Champions dan dua titel La Liga. Tapi ternyata dalam jangka waktu dia sempat mengabaikan bakat yang dimiliki Xavi.
Xavi paham dengan filosofi yang dianut Rijkaard kala itu. Ya, legenda Der Oranje tersebut tidak senang dengan pemain bertubuh mungil. Dia yakin bahwa yang utama dalam sepakbola adalah soal fisik.
"Rijkaard tidak mempercayai saya. Dia hanya mau permainan tim didasarkan pada fisik. Baginya hanya dengan cara itu kami bisa menjadi juara Eropa," kata Xavi.
"Sekitar empat tahun lalu saya seperti orang tidak berguna. Tinggi saya hanya 170 cm," katanya lagi dikutip L'Equipe, Sabtu, 21 April 2012.
Kini Xavi berhasil membuktikan anggapan Rijkaard tersebut salah besar. Ukuran bukan segalanya. Di bawah asuhan Guardiola, Barcelona malah lebih mengandalkan pemain-pemain dengan tubuh mungil seperti Lionel Messi, Andres Iniesta, Daniel Alves, Pedro Rodriguez dan Xavi sendiri.
Hasilnya, mereka sukses merengkuh titel La Liga selama tiga musim berturut-turut serta menggondol dua trofi Liga Champions dan satu gelar Copa del Rey.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar