Tentara Amerika Serikat kembali bikin ulah di Afganistan. Setelah sebelumnya kedapatan membakar al-Quran, mengencingi mayat teroris dan membantai 16 orang, kini beredar foto mereka yang tengah mempermainkan mayat pengebom bunuh diri.
Tentara AS di Afganistan (Rafal Gerszak/Reuters/file) |
Diberitakan Reuters, Rabu 18 April 2012, sebanyak 18 foto ini dikirimkan seorang tentara ke harian Los Angeles Times untuk dipublikasikan. Belum juga diterbitkan, komandan AS dan NATO, Jenderal John Allen, bergerak cepat dengan mengutuk tindakan bawahannya yang dinilai tidak pantas tersebut.
"Aksi para individu di foto itu tidak mewakili kebijakan T
entara Bantuan Keamanan Internasional dan militer Amerika Serikat," kata Allen dalam pernyataannya, sembari mengatakan bahwa penyelidikan soal kasus ini sedang dilakukan.
LA Times menuliskan bahwa foto itu diambil pada Februari 2010. Para tentara yang terdapat di foto tersebut adalah Divisi Angkatan Udara AS ke 82 AS yang berada di sebuah kantor polisi di provinsi Zabol, Afganistan. Mereka datang ke tempat itu karena otoritas setempat melaporkan menemukan jasad para pengebom bunuh diri.
Dalam salah satu foto, dua tentara AS mempermainkan tangan mayat tersebut dengan mengangkat jari tengahnya. Foto lainnya, beberapa tentara AS berfoto sambil memegang kaki mayat yang sudah hancur lebur. Dalam foto yang lain, tentara terlihat mengusili kawannya menggunakan tangan mayat.
LA Times memutuskan untuk tidak mempublikasikan seluruh foto, demi alasan keamanan.
Terungkapnya foto-foto ini semakin menambah ketegangan antara AS dan Afganistan. Februari lalu, ribuan warga Afganistan turun ke jalan memprotes pembakaran al-Quran di salah satu pangkalan militer. Sebelumnya, amarah warga juga tersulut akibat munculnya video tentara AS yang mengencingi jasad Taliban. Terakhir, adalah pembunuhan 16 wargasipil oleh seorang tentara AS.
Menanggapi insiden terbaru ini, Presiden Barack Obama memerintahkan investigasi tentang siapa pelaku dan penyebar foto tersebut. "Perbuatan dalam foto tersebut sangat tercela dan sama sekali tidak mewakili standar militer AS," kata juru bicara Gedung Putih Jay Carney. (sj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar