Jumat, 20 April 2012

Temukan Surat Saham Tua, Sebuah Keluarga Klaim Miliki Saham Coca-Cola


Seorang pria mengklaim memiliki hak atas saham Coca Cola senilai Rp 1,1 triliun lebih berkat sebuah surat saham tua yang dibeli dengan harga sekitar Rp 45 ribu.

Klaim tersebut disampaikan dalam sebuah sidang hearing yang dilangsungkan di Pengadilan Chancery Court.

Surat berharga antik tersebut dibeli oleh Tony Marohn, di sebuah garage sale tahun 2008 silam dengan harga USD 5 (Rp 45 ribu). Dalam surat itu, tertera nama sekaligus tanda tangan dari sebuah perusahaan tua bernama Palmer Union Oil Co. Sementara nama pemilik atas saham tersebut dikosongkan. 
Beranggapan mendapatkan sebuah jackpot, Marohn kemudian menuliskan namanya dan kemudian mulai menelusuri jejak perusahaan yang berdiri pada tahun 1910. Setelah sekian lama mencari, Marohn menemukan bahwa perusahaan tersebut kini telah menjadi salah satu perusahaan terbesar di dunia, yakni Coca Cola.

Belum sampai tuntas melakukan proses hukum, Marohn keburu meninggal dunia tahun 2010. Namun perjuangannya tidak berhenti karena dilanjutkan oleh keluarga yang menjadi ahli warisnya. 
Mereka menuntut perusahaan softdrink terbesar itu memberikan hak mereka, yakni saham senilai USD 1,8 juta seperti yang tertera dalam surat, yang jika dikonversikan ke masa kini nilainya bisa mencapai USD 130 juta, atau sekitar Rp 1,1 triliun lebih.
Pihak Coca Cola sendiri tidak tinggal diam menghadapi gugatan ini. Mereka menyebut surat saham tua yang dimiliki oleh Mahorn merupakan surat saham yang telah dibatalkan sejak lama.
"Klaim ahli waris Marohn bahwa mereka memiliki hak atas saham Coca-Cola berdasarkan sertifikat saham yang telah dibatalkan serta berasal dari perusahaan minyak yang telah lama tidak ada sangat tidak pantas dan tidak adil bagi jutaan pemegang saham lainnya yang sah," ujar perwakilan Coca-Cola seperti yang dikutip dari Reuters, Minggu (08/04/2012).
Hakim Leo Strine, yang memimpin persidangan, menyebut kasus ini sebagai versi baru dari Beverly Hillbillies, sebuah serial komedi TV tahun 1960an yang menceritakan tentang sebuah keluarga yang mendadak kaya setelah menemukan minyak di rumah mereka.
Jika klaim ahli waris Marohn dilanjutkan, ada kemungkinan mereka akan menjadi investor tunggal terbesar yang memiliki saham di perusahaan Coca-Cola. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar